INTRODUKSI

Menulis Blog? Ya.. memang agak pelik bagiku untuk menulis blog. Tak ada gaya seorang blogger pon. Sebenarnya post-post sebelum ni hanyalah percubaan. Itu bukanlah gaya isi blog ini yang dirancang dipemikiranku. Bukan begitu insyaAllah. Blog ini insyaAllah akan jadi sebagai refleksi diri, untuk mengingatkan diri sendiri dan melatih otak yang malas ni. Ya, otakku kurang cerdas dari segi perkataan dan ayat.

Bukanlah tujuannya menjadi pusat sumber ilmu pengetahuan, amatlah kaku ilmu tanpa pelaksanaan..

Bukanlah tujuan membakar semangat, kutakut tak mampu ditunaikan apa yang ku tulis. Bukankah kemarahan besar Allah apabila kita tak buat apa yang kita tulis?

Bukanlah untuk mencari spotlight menyingkapi segenap hidupku. Cantiknya ku rahsiakan apa yang terselindung. Cukuplah Allah yang tahu.

Kerana sesetangah perkara tak dapat dilafazkan, nanti meletup jantungku, tetapi pantas jua jika jari yang menaip.

Siapakah aku, elok disimpan bagi yang tahu sahaja.

Perkataan yang terbaik adalah yang ringkas dan tepat.

Wahai orang-orang Yang beriman! mengapa kamu memperkatakan apa Yang kamu tidak melakukannya!

Amat besar kebenciannya di sisi Allah - kamu memperkatakan sesuatu Yang kamu tidak melakukannya.

[Assof:2,3]

Bahaya dan pesona yang menjadi pangkal segala bencana dan penyelewengan ialah tipudaya syaitan, putar belit iblis dan karenah hawa nafsu.

Pendakwah akan tetap selamat walau dihalang luaran dari segi sosial, politik, ekonomi dan lain-lain yang dihadapinya, selagimana daie itu tidak menyerah kepada nafsu dan melutut kepada kehandak syaitan.

Ingatkah kita kepada sumpah syaitan?


Iblis berkata: "Oleh kerana Engkau (Wahai Tuhan) menyebabkan daku tersesat (maka) Demi Sesungguhnya Aku akan mengambil tempat menghalangi mereka (dari menjalani) jalanMu Yang lurus; "Kemudian Aku datangi mereka, dari hadapan mereka serta dari belakang mereka, dan dari kanan mereka serta dari kiri mereka; dan Engkau tidak akan dapati kebanyakan mereka bersyukur". Allah berfirman: "Keluarlah Engkau dari syurga sebagai makhluk Yang terhina serta terusir. Sesungguhnya sesiapa di antara mereka Yang menurutmu, tetaplah Aku akan memenuhi neraka jahanam Dengan (golongan) kamu (yang derhaka) semuanya;

[Al-A'raf: 16-18]

Kerana sumpah inilah kita mesti berwaspada terhadap setan melebihi dari musuh-musuh kita yang lain.


Firman Allah Ta'ala:


Sesungguhnya Syaitan adalah musuh bagi kamu, maka Jadikanlah Dia musuh (yang mesti dijauhi tipu dayanya); sebenarnya Dia hanyalah mengajak golongannya supaya menjadi dari penduduk neraka.

[Faatir: 6]

Allah s.w.t. berfirman lagi:


"Bukankah Aku telah perintahkan kamu Wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah Syaitan? Sesungguhnya ia musuh Yang nyata terhadap kamu! "Dan (aku perintahkan): hendaklah kamu menyembahKu; Inilah jalan Yang lurus."Dan Sesungguhnya Syaitan itu telah menyesatkan golongan Yang ramai di antara kamu; (setelah kamu mengetahui akibat mereka) maka tidakkah sepatutnya kamu berfikir dan insaf?

[Yaasin: 60-62]

Celakanya syaitan ni, kalau tak lepas rasuk, pujuk dan timbulkan gelisah dari satu sudut, maka ia mencelah dari sudut lain pula. Macamni la kerja-kerja penuh bakat enche Setan ni.

Memang benarlah sabda Rasulullah s.a.w:


Sesungguhnya syaitan itu meresap dalam diri anak Adam persis seperti mengalirnya darah dalam tubuhnya. [muttafaqun A'laihi]


Adakah syaitan itu tidur? Kalau syaitan itu tidur, nescaya kita semua boleh berehat.

Pernah kita dengar kisah tentang seorang rahib Bani Israil, diriwayatkan oleh Rasulullah s.a.w. Sabda Baginda:

Suatu masa ada seorang perndeta Bani Israil. Syaitan hendak merosakkannya lalu syaitan merasuk seorang anak gadis. Syaitan mengilhamkan kepada keluarganya bahawa anak gadis ini hanya boleh disembuhkan oleh pendeta tersebut sahaja. Keluarga anak gadis tersebut pun membawanya ke rumah pendeta. Pada mulanya pendeta enggan membenarkan anak gadis itu tinggal di rumahnya untuk berubat. Tetapi setelah didesak oleh keluarga anak gadis tersebut, dia pun bersetuju. Dalam tempoh berubat, syaitan berjaya memujuknya supaya mendekati anak gadis yang sakit itu. Akhirnya dengan godaan syaitan itu sampai bersetubuh dengan anak gadis itu hingga hamil. Sejak itu syaitan pun menimbulkan rasa takut dalam diri pendeta itu. Ia berbisik "Nanti bila datang keluarganya pasti rahsiamu akan diketahui. Baik engkau bunuh sahaja perempuan itu, dan kalau keluarganya datang, katakan dia sudah mati." Dia pun menurut hasutan syaitan. Dia segera membunuh anak gadis tersebut dan menanam mayatnya. Selepas itu syaitan pergi menimbukan syak dan ragu kepada keluarga gadis. Ia membayangkan kepada mereka bahawa pendeta telah merogol, menghamilkan dan membunuh anak tersebut, kemudian menanam mayatnya. Apabila keluarganya datang, mereka tidak percaya dengan cakap dan dalih pendeta. Mereka akhirnya membuktikan kesalahan jenayah yang dilakukan oleh pendeta itu. Dalam itu, syaitan menjelma dan menemui pendeta. Syaitan berkata: "Aku yang telah merasuk anak gadis itu. Akulah yang membisikkan kepada keluarganya. Kalau engkau mahu selamat, engkau ikut perintahku. Aku akan melepaskan engkau dari tindakan mereka" "Bagaimana?", kata pendeta itu. Jawab syaitan: "Engkau sujud kepadaku dua kali." Pendeta pun sujud kepada syaitan. Apabila dia sujud syaitan pun berkata: "Aku melepas diri dari kejahatan yang telah engkau lakukan." Orang inilah yang dimaksudkan oleh Allah dalam firmanNya:

(bujukan kaum munafiqin itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika ia berkata: "kafirlah kamu", justeru tatkala menusia itu telah kafir berkata: "Aku berlepas diri dari kamu kerana sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam"

[Al-hasyr: 16]





Sana'khoodu Ma'arikana Ma'ahum
We'll take our fights with them
Wa sanam dhiJi moo'an Narda'uhum
We'll go as groups to stop them
Wa nu'eedul haqqal mug-tasaba
We'll return our slain rights (territories)
Wa bi kullil quwwati Nad-fa'uhum
With all force we'll push them out

Sana'khoodu Ma'arikana Ma'ahum
We'll take our fights with them
Wa sanam dhiJi moo'an Narda'uhum
We'll go as groups to stop them
Wa nu'eedul haqqal mug-tasaba
We'll return our slain rights (territories)
Wa bi kullil quwwati Nad-fa'uhum
With all force we'll push them out
Wa bi kullil quwwati Nad-fa'uhum
With all force we'll push them out

Bisilaahil haqqil battari
By the weapon of truth (meaning that they are the people who have the right, the right will always go back to its owners one day, no matter how long wrong lasts)
Sanu harriru ardhal ahraari
We'll free the land of the frees (meaning that their dignity always made them free)
Wanu'eedul tuhraa ilal qudsi
We'll return the pureness of Islam to Al-Quds (meaning it wasn't pure under non Muslim leadership)
Min Ba'didh-dhuli wadhal 'aree
After our weakness our humiliation

Bisilaahil haqqil battari
By the weapon of truth (meaning that they are the people who have the right, the right will always go back to its owners one day, no matter how long wrong lasts)
Sanu harriru ardhal ahraari
We'll free the land of the frees (meaning that their dignity always made them free)
Wanu'eedul tuhraa ilal qudsi
We'll return the pureness of Islam to Al-Quds (meaning it wasn't pure under non Muslim leadership)
Min Ba'didh-dhuli wadhal 'aree
After our weakness our humiliation
Min Ba'didh-dhuli wadhal 'aree
After our weakness our humiliation

Sana'khoodu Ma'arikana Ma'ahum
We'll take our fights with them
Wa sanam dhiJi moo'an Narda'uhum
We'll go as groups to stop them
Wa nu'eedul haqqal mug-tasaba
We'll return our slain rights (territories)
Wa bi kullil quwwati Nad-fa'uhum
With all force we'll push them out
Wa bi kullil quwwati Nad-fa'uhum
With all force we'll push them out

Wa sanamdhi Nadukkum-Ma'aqilahum
We'll carry on bring down their fortresses
Bi dawyyin Daamin Yuqliquhum
With strong sounds that will scare them
Wa sanam hul 'ara' Bi'ayy-deena
We'll erase our humiliation by our own hands
Wa biqullil quwwati Narda'uhum
With all force we'll stop them

Wa sanamdhi Nadukkum-Ma'aqilahum
We'll carry on bring down their fortresses
Bi dawyyin Daamin Yuqliquhum
With strong sounds that will scare them
Wa sanam hul 'ara' Bi'ayy-deena
We'll erase our humiliation by our own hands
Wa biqullil quwwati Narda'uhum
With all force we'll stop them
Wa biqullil quwwati Narda'uhum
With all force we'll stop them

Sana'khoodu Ma'arikana Ma'ahum
We'll take our fights with them
Wa sanam dhiJi moo'an Narda'uhum
We'll go as groups to stop them
Wa nu'eedul haqqal mug-tasaba
We'll return our slain rights (territories)
Wa bi kullil quwwati Nad-fa'uhum
With all force we'll push them out
Wa bi kullil quwwati Nad-fa'uhum
With all force we'll push them out

Lan Nardha Bijuz-in Muhtallin
We'll never accept a slain part of our lands
Lan Natruka Shibral-lildh-dhulli
We'll never leave out a bit of our land for them to humiliate us with.
Satamourul ardhu Wa tahriquhum
The Earth will burst in flames and burn them
Fil ardhi Baraakeenun Taghli
In Earth there is volcanoes that are boiling (he's pointing to how much Muslims have in their hearts from having their lands slain rights taken)

Lan Nardha Bijuz-in Muhtallin
We'll never accept a slain part of our lands
Lan Natruka Shibral-lildh-dhulli
We'll never leave out a bit of our land for them to humiliate us with.
Satamourul ardhu Wa tahriquhum
The Earth will burst in flames and burn them
Fil ardhi Baraakeenun Taghli
In Earth there is volcanoes that are boiling (he's pointing to how much Muslims have in their hearts from having their lands slain rights taken)
Fil ardhi Baraakeenun Taghli
In Earth there is volcanoes that are boiling (he's pointing to how much Muslims have in their hearts from having their lands slain rights taken)

Pencerahan bukan untuk orang manja

Tarbiyyah bukan untuk orang yang malas.
Dakwah bukan untuk orang yang takut nak bergerak dan mencabar diri.
Tarbiyyah bukan untuk orang yang cepat bosan, lari, lompat-lompat, sekejap down-sekejap up, cepat terasa.
Tarbiyyah bukan bagi orang yang memilih program untuk dia ikuti yang senang dan mudah join, yang penat, bersusah payah elak.
Bukan untuk orang yang mencari tarbiyyah hanya bila terasa diuji oleh tuhan. Kalau tak, batang hidung pun tak nampak.
Bukan bagi yang meletakkan dakwah hanya untuk mencari calon akhawat atau ikhwah sebagai sang isteri dan suami,
-yang join hanya untuk meminta tolong teman-teman pencerahan bila dia dalam kesusahan.
Tapi kesenangan dan kelebihan yang dia dapat, tak share pun dengan orang lain.

-yang cepat mengalah,

-yang meletakkan mabit, qiamullail, daurah, dan tathqif dalam diari hanya selepas ditolak dengan semua agenda dan upacara-upacara ‘penting’ yang lain.
-yang hanya pandai cakap (dan menulis), tapi amal kosong
-yang hanya tahu compare jamaah itu dengan jamaah ini, yang boleh mengkritik dan menilai harakah ini dan itu.

Dakwah bukan untuk orang yang ikut liqa’ hanya kerana nak disebut sebagai ahli dalam harakah ini dan itu, jamaah ini dan itu.
Dakwah bukan untuk orang yang tak boleh diberi tugasan last minute.
Dakwah bukanlah untuk orang yang tak nak keluarkan duit, infaq di jalan Allah.
Dakwah bukan untuk orang yang tak boleh sesekali tidur lewat, terpaksa berjalan jauh.
Dakwah bukan bagi orang yang kalau ada program untuk ikut terlibat, mesti naik motokar besar dan mewah, yang air-cond, dan laju. Yang tak nak naik bas, public transport, dan yang kena berpeluh-peluh.

Tarbiyah bukan untuk orang yang kena contact dan info dia setiap masa tentang perkembangan terkini sedangkan dia kena macam boss, hanya tunggu information.
Pencerahan bukan bagi mereka yang hanya nak berkawan dengan orang berduit dan berharta, yang hidup mewah, dan mengelak berkawan dengan orang susah, miskin, dan pakai comot.
Dakwah bukanlah untuk orang yang setiap masa dan ketika, kerja nak beri alasan ini dan itu. Penat, mengantuk, susah, banyak kerja, keluarga tak bagi keluar.

Tarbiyyah bukanlah segala-galanya. Tapi segala-galanya bermula dengan tarbiyyah.
Tanpa anda, orang yang sering beralasan ini, dakwah akan terus berjalan. Islam akan tetap berjaya. Ummah akan tetap terpelihara.

Cuma tanpa pencerahan,
Tanpa tarbiyyah,
Tanpa dakwah
Belum tentu kita akan berjaya di mahsyar nanti.

Tak mengapa. Teruskan hidup anda seperti biasa. Dakwah tak memerlukan anda. Tiada siapa pun yang rugi tanpa kehadiran anda.
Berbahagialah seadanya.

Saya menghitung diri.
Terlalu kerap menuturkan.
“saya busy..saya sibuk..saya penat..saya letih..”
Adakah ini petandanya saya terlalu manja?
Ya Allah, tabahkan hamba-Mu.
“amanah ini bukan hak milik, tp anugerah dr Nya”

Dicetak dari:
Muntalaq

Mendaki

Dalam kita membina diri, berusaha ke arah kebenaran dan melepaskan diri dari kemungkaran, lambat mahupun cepat, niat kita hanya satu iaitu menuju redho Allah s.w.t. InsyaAllah..



Ketika kita mendaki bukit perubahan yang seringkali menyesakkan nafas, kita teguhkan diri, kita kuatkan setiap langkah, sambil memujuk hati meneruskan pendakian. Langkah kita mungkin kecil, tapi kita tetap meningkat.

Sudah seketika kita menyusun langkah, kita melihat sekeliling.. Rupanya ada yang mendaki bukit yang lain. Gembiranya kita, ada yang berkongsi cita-cita, meningkatkan diri. Ia menimbulkan perasaan ingin bersaing, sekali-sekala melihat orang dibukit sana.

Sudah seketika kita menyusun tenaga, kita lihat kebawah.. Kita lihat ada yang masih berada dilembah, tiada keinginan untuk mendaki bersama.



Nikmat yang kita rasai, suasana harmoni, udara yang segar, pemandangan yang luas dan menyenangkan, punca-punca air jernih yang belum tercemar, ufuk langit yang memukau, langit yang biru dan suhu yang nyaman.
Kita ingin berkongsi dengan penduduk lembah. Lembah yang ditutupi hutan tebal, binatang buas dan lumpur tebal.



Lalu kita memanggil dan mengajak penduduk lembah.. "Sertailah pendakian kami, akan kau rasa ni'matnya!"

Ketika itu kita terdengar suara lain.. juga memanggil penduduk lembah.
Owh, rupa-rupanya suara orang bukit sana! Alhamdulillah!
Mereka juga ingin berkongsi ni'mat pendakian..

Tapi kemudian...

Penduduk lembah keliru dan mengadu...'Bukit mana yang patut kita daki?'
Ada yang bertanya,' Bukit mana yang lebih rendah?', 'Nanti senangku capai puncaknya..'
Ada yang bersemangat, 'Bukit mana yang paling tinggi!?', 'Jom kita lihat apa di puncak sana!.'

Namun...

Kemudian orang bukit sana mengutus surat kepada penduduk lembah. Penduduk yang ingin mendaki..
Suratnya,
'Dakilah bersama kami, jangan menuju kaki bukit sana'
'Disana ada jurang yang menanti, bukan puncak yang menunggu!'

Pilunya hati kita... Kepada pendaki bukit sana, kita menjerit menasihati. Namun suara kita hanya sayup-sayup mencapai bulu telinga mereka.

Kita tetap teguhkan langkah. Kita terus mengajak dan menarik tangan-tangan dibawah.
Tazkirah buat sesama kita, arahan dari Pemilik Banjaran...

Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa satu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum kerana kebodohan, yang akhirnya kamu kesali perbuatanmu itu.

Dan ketahuilah bahawa ditengah-tengah kamu ada Rasulullah. Kalau dia menuruti kamu dalam banyak hal, pasti kamu akan mendapat kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

sebagai karunia dan ni'mat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.

Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap yang lain, maka perangilah yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali, maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berlaku adil.

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, kerana itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka(yang memperolok-olokkan) dan jangan pula perempuan-perempuan (memperolok) perempuan lain, boleh jadi perempuan(yang diperolokkan) lebih baik dari perempuan(yang mengolok-olok) . Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelaran yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah yang buruk(fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang yang zalim.

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebahagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebahagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.

[AlHujurat:6- 12]

Moga Allah cantikkan akhlak kita..
Moga Dia mengikat hati-hati kita bersama..